Memaksimalkan Syukur

06.13 Robi Afrizan Saputra 0 Comments

Sungguh, dunia ini sangat luas sekali. Seantero Indonesia ini masih kecil bahkan sangat kecil bagi-Nya. Beragam manusia,  berbeda-beda suku, ras, profesi dan karakter. Indonesia adalah multikultural dan juga plural.

Indonesia yang beragam profesi. Ada yang sebagai pengusaha, pejabat teras atas hingga orang-orang konglomerat lainnya. Kita kaya, apapun bisa dan mudah bagi kita.

Namun kita adalah manusia. Ada yang merasa sederhana dan saling berbagi pada sesama. Ada juga yang merasa sombong, pelit, tak ingin berbagi. Kadang ketika kita berbagi sebagian harta, kita ingin disebut-sebut. Ingin orang banyak tahu bahwa kita yang memberi. Menyakitkan sekali bagi kita yang menerima. Sungguh, tidak ikhlas. Semoga Allah segera memberikan petunjuk atas kekhilafan kita yang masih seperti itu.

Duhai diri kita yang saat ini dilebihkan rezeki oleh Allah. Ingatkah bahwa harta itu adalah titipan dari Allah? Allah bisa dengan cepat mengambil semuanya.

Kita yang saat ini memiliki rumah mewah, seketika Allah bisa melenyapkan dengan mengguncangkan bumi milik-Nya. Semua bisa hancur bahkan lebur. Masihkah kita belum bersyukur?

Kita yang saat ini memiliki kendaraan mewah. Memiliki avanza, APV, fortuner, vixion, kawasaki ninja atau kendaraan lainnya yang belum bisa dimiliki oleh saudara kita yang masih belum memiliki rezeki lebih. Allah bisa secepatnya mengambil kendaraan-kendaraan itu. Allah bisa murka jika kita sombong dan tidak bersyukur. Kita bisa ditabrak atau menabrak. Kecelakaan, semua itu hancur bahkan tubuh kita lecet. Tak sedikit yang kehilangan nyawa. Masihkah kita belum bersyukur ?

Kita yang saat ini bertubuh sehat dan bugar. Jika tidak memaksimalkan syukur, Allah bisa memberikan kita cobaan hidup. Yang saat ini bisa melihat bumi Allah dengan indah, Allah bisa memberikan sakit katarak pada kita atau kita yang masih bisa berjalan dengan baik, secepat mungkin Allah bisa memberikan kita sakit stroke. Masihkah kita belum bersyukur ?

Kita yang saat ini memiliki pemikiran yang cemerlang dan pintar. Namun kita tidak bersyukur. Senantiasa memberikan contekan kepada yang lainnya. Tahukah kita bahwa mencontek dan memberikan contekan itu tidak baik? Atau kita yang pintar dan sombong, Allah bisa secepatnya mengambil nikmat cerdas itu dari otak kita dengan kecelakaan lalu kepala terbentur, semua hilang atau dengan cara yang lain Allah ambil kepintaran kita. Masihkah kita belum bersyukur ?

Duhai diri kita yang saat ini belum bisa bersyukur dengan maksimal. Segerakanlah bersyukur dengan syukur yang terbaik. Syukur yang memang ikhlas dari hati terdalam.

Ingatlah, bersyukur bukan hanya mengucapkan Alhamdulillah. Namun syukur terbaik adalah membiasakan diri berbuat amal shaleh dengan taat pada Allah Ta'ala. Selalu shalat lima waktu dan tepat waktu. Membaca Al-Quran dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Sering bersedekah dengan apapun keadaan kita, kaya atau belum kaya tetap bersedekah. Senantiasa memberikan pertolongan yang baik dengan ikhlas, tanpa meminta imbalan atau tanpa ingin nama kita disebut-sebut juga senantiasa berbuat amalan-amalan sunnah.

Mungkin ada sebagian kita yang berpendapat bahwa semua itu sungguh berat untuk dilakukan. Tidaklah begitu saudaraku. Allah pasti akan memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya yang bertekad-kuat untuk memperbaiki diri.

Janganlah pernah berkata bahwa sesuatu itu sangat berat sebelum kita mencoba untuk melakukannya. Bertindaklah saat ini juga, mari sedikit demi sedikit memulai langkah baik. Beramal shaleh dengan optimal, sehingga kita bisa memaksimal syukur dengan syukur yang terbaik.

Duhai saudaraku yang telah berniat untuk memaksimalkan syukur. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi diri kita semua. Semoga tulisan ini bisa memacu semangat kita untuk bersyukur dengan syukur yang terbaik. Semoga kita semua bisa menenggelamkan sombong dan membangkitkan semangat syukur dan ikhlas. Aamiin

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat” (QS Ibrahim : 7)

You Might Also Like

0 komentar: