Sebuah Rantai atau Tali dari Gulungan Tisu

06.06 Robi Afrizan Saputra 2 Comments


Saya menyebutnya sebagai rantai masa depan. Segala sesuatu yang saling terkait dari awal hingga akhir. Seperti akar yang menghujam dalam di tanah hingga pucuk daun yang menjulang tinggi ke angkasa. Saling berkaitan dan saling sambung-menyambung dalam prosesnya. Begitu pun fase dalam kehidupan. Dunia sekolah, kuliah, lulus, bekerja, menikah, memiliki anak, tua, dan meninggal dunia. Walau bisa saja "meninggal dunia" ada pada urutan setelah kuliah atau bahkan ketika kuliah, atau lebih cepat dari itu ketika "masa sekolah SMA" atau bisa juga setelah fase "menikah". Poin "meninggal dunia" adalah poin yang tidak bisa dipastikan akan diletakkan pada posisi nomor berapa. Karena yang berhak dan yang tahu kapan seseorang akan meninggal dunia hanya Allah. Kita semua sepakat.

Bukan itu yang sebenarnya saya sampaikan. Begini, izinkanlah saya menyampaikannya dengan sebuah analogi. Ibarat sebuah rantai yang saling bersambung dari roller pertama hingga rollernya yang paling akhir. Atau agar lebih sederhana, saya ibaratkan seperti sebuah tali yang terbuat dari gulungan tisu. Ketika basah ujung tali itu, maka basahnya merembes hingga ujung tali yang paling ujung.

Dunia kampus yang sedang Anda jalani, sama halnya seperti tali yang terbuat dari gulungan tisu ini. Juga seperti sebuah rantai yang panjang. Anda kuliah di kampus, kemudian Anda lulus, Anda bekerja, Anda menikah, Anda memiliki anak, Anda tua, dan Anda meninggal dunia. Semuanya saling berkaitan. 

Coba bayangkan, jika pada saat kuliah Anda menjalaninya dengan cara-cara yang tidak pantas; menitipkan presensi (atau lebih dikenal dengan titip absen), melihat catatan atau searching jawaban ujian di google, copy paste tugas yang sangat tidak dianjurkan, menyontek dan cara-cara yang sebenarnya tidak boleh dilakukan tapi Anda tetap melakukannya. 

Kemudian pada masanya, Anda pun dinyatakan lulus dari kampus. Wisuda dan nama Anda pun memiliki titel gelar sesuai dengan jurusan masing-masing. Anda bekerja dan Anda mendapatkan gaji. Kemudian Anda menikah dan menafkahi keluarga Anda. Apakah berkah saat Anda menafkahi keluarga sedangkan ketika di kampus, Anda malah lulus dengan cara-cara yang tidak pantas; sering titip absen, sering liat contekan atau nyari jawaban di google saat ujian, mengerjakan tugas akhir dengan sistem copy paste yang dominan. 

Tentu semua fase dalam kehidupan ini akan selalu saling bersambungan. Saya meyakininya seperti itu. Mengikhtiarkan keberkahan itu pun juga tidak bisa diraih dengan tiba-tiba. Perlu proses panjang dan Anda harus menjaga baik-baik dari prosesnya yang paling awal; memilih untuk tidak titip absen ketika kuliah misalnya.

29/9/2018
06.04 Wib

You Might Also Like

2 komentar: