Konsep Rezeki

13.22 Robi Afrizan Saputra 0 Comments


Beberapa hari yang lalu saya mengikuti sebuah event akbar yang diselenggarakan oleh sebuah kementerian yang bekerja sama dengan kampus tempat saya kuliah. Kegiatan ini benar-benar besar dan tidak tanggung-tanggung. Langsung mendatangkan menteri yang bersangkutan. Namun, karena ada kendala dan lain halnya, menteri tersebut tidak jadi hadir. Beliau digantikan oleh seorang deputi. 

Namun, peserta tetap membludak. Seribu lima ratus orang lebih terdaftar di form yang disebarkan melalui beragam kanal media sosial. Bahkan ada yang tidak kebagian. Membludaknya pendaftar memang tak biasanya. Hal ini disebabkan karena doorprize yang diberikan sangat mewah dan menggiurkan. Grandprizenya satu unit sepeda motor. Disusul dengan enam laptop, tiga handphone terbaru, tiga speaker, tiga headset, dan puluhan juta uang yang benar-benar tunai diberikan langsung di lokasi. 

Di sinilah konsep rezeki itu bekerja.

Selepas kegiatan, saya mengamati setiap tingkah para peserta yang bermaksud pulang ke kosan masing-masing. Hampir semua yang saya amati, mereka menyesal dan merasa kecewa, "Kenapa ga saya yang dapet hadiahnya?" Lebih kurang seperti itu. Banyak yang merasa bahwa dialah yang paling pantas mendapatkan hadiah demi hadiah yang menggiurkan itu. Bahkan ada juga yang menyalahkan panitia , kenapa yang bersangkutan tidak diberikan kesempatan untuk bertanya. Padahal sudah mengacungkan tangan. Mereka sangat berharap dipilih untuk bertanya karena ada hadiah satu juta rupiah bagi setiap yang memberikan pertanyaan.

Di sinilah konsep rezeki itu bekerja.

Sebagai hamba manusia, kita hanya bisa mencapai titik usaha. Keputusan akhir mutlak ditentukan oleh Sang Pemberi Rezeki itu. Bagaimana pun kita berusaha, kalau bukan rezeki kita. Ya, cara terbaik untuk menenangkan hati adalah mengikhlaskannya. 

Sebagai hamba manusia, kita juga tidak boleh mengkhawatirkan rezeki. Teruslah berusaha. Selagi terus berikhtiar dan bekerja, yakinlah akan selalu ada rezeki dari pintu yang tiada diduga-duga. Asalkan kita tidak boleh malas-malasan dan tidak boleh menunda-nunda untuk berusaha. Teruslah berikhtiar dan meyakini bahwa akan selalu ada rezeki bagi setiap hamba yang memaksimalkan usahanya.

Terik siang. 13.21 Wib
31/10/2017

You Might Also Like

0 komentar: