Kita Meyakini Muara yang Sama

13.38 Robi Afrizan Saputra 0 Comments


Lebih kurang berbulan-bulan ke depan adalah bulan yang penuh tantangan. Bulan-bulan yang belum tentu berapa lamanya. Bulan-bulan yang belum tentu kapan berakhirnya. Dalam setiap purnamanya harus ada target yang didapatkan. Dalam setiap awalnya harus ada hal yang terus ditingkatkan. Dalam setiap penghujungnya selalu ada waktu yang semakin didekatkan. Semakin habis bulan pertama, datanglah bulan kedua yang mendekatkan pada bulan tiga. Begitu seterusnya. Tanpa tahu kapan berakhirnya. Yang jelas semakin berlalu satu bulan, semakin didekatkanlah dua orang insan.

Dekat yang bukan raga, namun dekatnya pada waktu yang dulu jauh-jauh hari sempat diperbincangkan.

Suatu tahun kesiapan. Suatu tahun lepasnya status kesendirian. Bulan-bulan sebelum datangnya tahun itu haruslah dijadikan sebagai bulan pembelajaran atas banyak hal. Yang kemudian jika dikerucutkan menjadi narasi sebuah persiapan. Yang benar-benar siap dari segi ilmu, kemampuan hingga ruhiyah dua orang insan yang akan menjadi aktor kehidupan paling sakral.

Pada tahun itu, yang belum tentu kapan pastinya, akan menjadi tahun yang baru. Bertemunya dua manusia yang awalnya malu-malu. Bertemunya dua manusia yang sama-sama bersiap membangun kehidupan yang baru. Kehidupan yang akan penuh pendakian. Kehidupan yang terjal dan berbatu. Kehidupan yang penuh dengan lika-liku. Atas dasar ikrar setia: kita akan jalani bersama-sama. Suka-dukanya. Segala permasalahannya. Setiap pertengkaran-pertengkaran kecilnya. Yang selalu kita yakini muaranya adalah bahagia. Kita, aku dan kamu. Pada waktunya.

Jatinangor. 7/12/2017

You Might Also Like

0 komentar: