Lantas, Kita Bagaimana?

13.15 Robi Afrizan Saputra 0 Comments

Kita adalah manusia. Manusia adalah hamba. Hamba siapa? Tentu adalah hamba Allah, Sang Pencipta. Allah 'Azza wa Jalla.

Sebagai hamba Allah banyak kewajiban yang mesti kita laksanakan. Manusia hidup di bumi bukanlah untuk bermain-main, meleha-leha lalu terlena akan dunia. Tidak seperti itu! Sebagai hamba, kita memiliki kewajiban pada Pencipta. Beragam sekali kewajiban manusia di dunia ini. Tentu adalah kewajiban atas apa yang telah diwajibkan Allah Ta'ala, Sang Mahakuasa.

Salah satu kewajibannya adalah menambah ilmu, menuntut ilmu dan berguru demi ilmu. Ilmu yang bermanfaat agar insan menjadi bermartabat. Ilmu yang berguna agar manusia tidak terlena. Ilmu yang positif agar kita berkebaikan aktif. Ilmu harus berkah!

Berbicara tentang ilmu, kemudian kita kaitkan dengan harta. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda, yang mana sabda ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi. Sabdanya:

Terbagi hamba-hamba Allah menjadi empat golongan:

Pertama, adalah hamba yang dilimpahi karunia ilmu dan anugerah harta. Lalu dia bertaqwa pada Allah dengan ilmunya dan memperbuat hartanya di jalan kebaikan hingga manfaat tersebar luas.

Kedua, adalah hamba yang dilimpahi karunia ilmu tapi tak dihuluri anugerah harta. Lalu dia bertaqwa pada Allah dengan ilmunya dan berbuat sejauh kemampuannya sembari merintih doa, "Ya Allah, Jika Kau limpahi aku anugerah harta seperti saudaraku si hamba pertama, maka aku akan memperbuatnya di jalan kebajikan sebagaimana dia"

Rasulullah menyimpulkan kabar gembira, yang mana kedua hamba ini pahalanya sama.

Ketiga, adalah hamba yang dilimpahi anugerah harta, tapi tiada karunia ilmu baginya. Dia tidak bertaqwa, dan mempergunakan hartanya di jalan sia-sia serta perbuatan dosa.

Terakhir, keempat, adalah hamba yang tiada baginya limpahan karunia ilmu maupun anugerah harta. Setiap saat dia menggumamkan harap, "Ya Allah, seandainya Kau limpahi aku anugerah harta seperti temanku si hamba ketiga, maka akupun akan memperbuat maksiat sebagaimana dia"

Rasulullah mengabarkan peringatan, kedua hamba ini timbangannya sama.

Lantas, kita yang mana? Kita bagaimana?

You Might Also Like

0 komentar: